Sunday, September 15, 2013

antologi puisi



PUISI
PUISI KEHIDUPAN
(Karya: Chairil Anwar)
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah

Umurku bertambah satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku
Karena ibadahku masih pas-pasan

Kuraba dahiku
Astagfirullah, sujudku masih jauh dari khusyuk
Kutimbang keinginanku….
Hmm… masih lebih besar duniawiku

Ya Allah
Akankah aku masih bertemu tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Akankah aku masih merasakan rasa ini pada tanggal dan bulan yang sama di tahun depan?
Masihkah aku diberi kesempatan?

Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…

Jika Engkau ijinkan hamba bertemu tahun depan
Ijinkan hambaMU ini, mulai hari ini lebih khusyuk dalam ibadah…
Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang…
Sehingga hamba bisa sempurna sebagai khalifahMu…

Hamba sangat ingin melihat wajahMu di sana…
Hamba sangat ingin melihat senyumMu di sana…
Ya Allah,
Ijikanlah

ANALISIS PUISI “PUISI KEHIDUPAN” KARYA CHAIRIL ANWAR
·         Perasaan penyair dalam puisi di atas adalah menyesal karena seiring bertambahnya umur, Dia teringat akan kesalahannya dimasa lalu dan ingin memperbaiki kesalahannya.
Ini terlihat dalam bait puisi dibawah ini
Ya Allah….
Tetes airmataku adalah tanda kelemahanku
Rasa sedih yang mendalam adalah penyesalanku
Astagfirullah…


·         Kekhasan puisi juga dapat dilihat dari pilihan kata yang menunjukkan adanya persamaan bunyi atau persajakan. Persamaan bunyi dipilih untuk menimbulkan efek keindahan bagi pembaca atau pendengar ketika puisi dibacakan , misalnya dapat kamu cermati dalam  larik-larik berikut ini.

Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu

·         Dalam penggalan puisi di atas dapat kamu jumpai perasaan bunyi sebagai bewrikut.
a.      Persaman bunyi akhir (rima akhir)
pada bunyi u yaitu, pada kata baru, satu
pada bunyi ang yaitu pada kata belakang, hutang
b.      Persamaan bunyi vocal (asonansi) pada baris:
Hari lewat, pelan tapi pasti“
“Karena aku akan membuka lembaran baru”
“Daun gugur satu-satu”
“Ternyata aku masih banyak berhutang”
“Karena ibadahku masih pas-pasan”
“Timbangan dunia dan akhirat hamba seimbang”
yang menimbulkan efek keindahan bunyi pada puisi diatas

·         Makna kata pada puisi umumnya berupa makna konotatif, kata-kata  kias, dan symbol-simbol untuk mengungkapkan suatu maksud, misalnya:

Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru
Daun gugur satu-satu
Semua terjadi karena ijin Allah

Frase satu puncak tangga yang baru dalam penggalan puisi di atas merupakan simbol bahwa usia penyair bertambah satu tahun. Penggalan Daun gugur satu-satu adalah kiasan dari seiring bertambahnya usia, sebenarnya usia kehidupan penyair berkurang satu per satu.

·         Tema yang terkandung dalm puisi diatas adalah penyesalan dan tekad seseorang dalam menjalani kehidupan Puisi diatas terdiri atas tujuh bait . setiap bait mengandung satu gagasan atau ide. Makna yang terkandung pada setiap bait adalah sebagai berikut:
Bait I Penyair menceritakan bahwa hari ini umurnya bertambah satu tahun. Tapi, sebenarnya usia kehidupan  akan berkurang satu-persatu.
Bait II Penyair menceritakan umurnya bertambah satu persatu. Penyair menyesal karena mengingat masa lalunya, yang diisi dengan ibadah yang pas-pasan.
Bait III  Penyair lagi-lagi menceritakan kelalaiannya di masa lalu karena ibadahnya kurang khusuk dan lebih mementingkan kehidupan duniawinya.
Bait IV Penyair berdo’a dan bertanya tentang dirinya,akankah dia masih diberi kesempatan untuk bertahan hidup.
Bait V Lagi-lagi penyai merasa menyesal tentang kelalaian yang pernah dilakukan pada tahun yang lalu-lalu.
Bait VI  Penyair memohon kepada Allah.  Jika drinya diberi kesempatan untuk hidup di tahun depan, penyair akan berbuat lebih dan memperbaiki kesalahan di masa lalu.
Bait VII Karena penyair ingin masuk surga, dan bisa melihat Allah SWT.

0 comments:

Post a Comment