Alhamdulillah, kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat rahmat, hidayah, dan inayah Allah swt, kami dapat
menyelesikan makalah “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia” ini
sebagaimana tugas yang telah diberikan.
Makalah ini disusun berdasarkan standart Buku Sejarah KTSP 2006 dan sumber-sumber terpercaya (Internet) dengan memperhatikan silabus Pendidikan SMP utamanya pada buku sejarah bab dua.
Pada kesempatan ini
tidak lupa kami sampailan ucapan terima kasih kepada Ibu Ani Mufidah
S.Pd. selaku guru mata pelajaran sejarah, yang senantiasa membimbing dan
menyumbangkan ilmunya kepada kami. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih
kepada teman-teman dan juga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas
ini.
Penyusun
juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
atas penulisan makalah ini selanjutnya.
Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Tulungagung, 05 Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Semenjak Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 maka secara hukum tidak lagi
berkuasa di Indonesia. Hal ini mengakibatkan Indonesia berada dalam keadaan
vacum of power (tidak ada pemerintah yang berkuasa) dan waktu itu dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Pada tanggal 10
September 1945 Panglima Bala Tentara Kerajaan Jepang di Jawa mengumumkan bahwa
pemerintahan akan diserahkan pada Sekutu bukan pada pihak Indonesia. Dan pada
tanggal 14 September perwirwa Sekutu datang ke Jakarta untuk mempelajari dan
melaporkan keadaan di Indonesia menjelang pendaratan rombongan Sekutu.
Pada tanggal 29
September 1945 akhirnya Sekutu mendarat di Indonesia yang bertugas melucuti
tentara Jepang. Semula rakyat Indonesia menyambut dengan senang hati kedatangan
Sekutu, karena mereka mengumandangkan perdamaian. Akan tetapi, setelah
diketahui bahwa Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di bawah
pimpinan Van der Plass dan Van Mook ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia
menjadi curiga dan bermusuhan.
NICA adalah
organisasi yang didirkan orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia
setelah Belanda menyerah pada Jepang. Organisasi ini semula didirikan dan berpusat
di Australia. Keadaan bertambah buruk karena NICA mempersenjatai kembali KNIL
setelah dilepas oleh Sekutu dari tawanan Jepang. Adanya keinginan Belanda
berkuasa di Indonesia menimbulkan pertentangan, bahkan diman-mana terjadi
pertempuran melawan NICA dan Sekutu.
Tugas yang
diemban oleh Sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces Netherlands
East Indies (AFNEI) di bawah Letnan Sir Philip Christinson. Mereka memiliki
keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Adapun tugas AFNEI di
Indonesia adalah sebagai berikut.
1.
Menerima penyerahan dari tangan Jepang.
2.
Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
3.
Melucuti dan mengumpulkan orang Jepang untuk kemudian dipulangkan.
4.
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan
kepada pemerintahan sipil.
5.
Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka
di depan pengadilan.
Kedatangan
Belanda (NICA) berusaha menegakkan kembali kekuasaannya di Indonesia.
Kedatangan
pasukan Sekutu pada mulanya disambut dengan sikap netral oleh pihak Indonesia.
Namun, setelah diketahui bahwa Sekutu membawa NICA(Netherland Indies Civil
Administration) sikap masyarakat berubah menjadi curiga karena NICA adalah
pegawai sipil pemerintah Hindia Belanda yang dipersiapkan untuk mengambil alih
pemerintahan sipil di Indonesia. Para pemuda memberikan sambutan tembakan
selamat datang. Situasi keamanan menjadi semakin buruk sejak NICA
mempersenjatai kembali tentara KNIL yang baru dilepaskan dari tawanan Jepang.
Melihat kondisi
yang kurang menguntungkan, Panglima AFNEI menyatakan pengakuan secara de facto
atas Republik Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1945. Sejak saat itu, pasukan
AFNEI diterima dengan tangan terbuka oleh pejabat-pejabat RI di daerah-daerah
untuk membantu memperlancar tugas-tugas AFNEI.
Namun dalam
kenyataannya di daerah-daerah yang didatangi Sekutu selalu terjadi insiden dan
pertempuran dengan pihak RI. Hal itu disebabkan pasukan Sekutu tidak
bersungguh-sungguh menghormati kedaulatan RI. Sebaliknya pihak Sekutu yang merasa
kewalahan, menuduh pemerintah RI tidak mampu menegakkan keamanan dan ketertiban
sehingga terorisme merajalela. Pihak Belanda yang bertujuan menegakkan kembali
kekuasaannya di Indonesia berupaya memanfaatkan situasi ini dengan memberi
dukungan kepada pihak Sekutu. Panglima Angkatan Perang Belanda, Laksamana
Helfrich, memerintahkan pasukannya untuk membantu pasukan Sekutu.
Kedatangan
tentara Sekutu yang diboncengi NICA menyebabkan terjadinya konflik dan
pertempuran di berbagai daerah. Keinginan Belanda untuk kembali menjajah
Indonesia berhadapan dengan rakyat Indonesia yang mempertahankan
kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadi pertempuran di berbagai daerah di
Indonesia.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
bentuk perjuangan mempertahankan kemedekaan Indonesian dari serangan Sekutu dan
NICA?
2.
Apa
saja yang dihadapi Bangsa Indonesia
dalam menghadapi pemberontakan dari dalam negeri?
- TUJUAN MAKALAH
1.
Dapat
menjelaskan bentuk perjuangan mempertahan kan kemerdekaan Indoneia dari
serangan Sekutu dan NICA, yaitu:
à Perjuangan secara Fisik
à Perjuangan secra Diplomatik
à Perjuangan secara Fisik
à Perjuangan secra Diplomatik
2.
Dapat
menjelaskan contoh perjungan kemerdekaan dari pemberontakan dalam negeri,
yaitu:
à Pemberontakan DI/TII
à Pemberontakan PKI di Madiun
à Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
à RMS
à APRA di Bandung maupun di Sulawesi Selatan
à Pemberontakan DI/TII
à Pemberontakan PKI di Madiun
à Pemberontakan Andi Aziz di Makassar
à RMS
à APRA di Bandung maupun di Sulawesi Selatan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
I.
PERJUANGAN
MENGHADAPI SEKUTU DAN NICA
A.
PERJUANGAN
SECARA FISIK
1. Peristiwa
10 November di Surabaya
Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran
yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi
lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian
yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang
dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby.
Setelah mendarat di Surabaya,
NICA berusaha menjadikan Hotel Yamato sebagai markas. Mereka mengibarkan
bendera Belanda, “merah-putih-biru” di tiang puncak hotel Yamato. Hal ini
sontak membuat para pemuda marah. Secara spontan mereka menyerbu masuk hotel
dan menurunkan bendera itu, kemudian merober bagian yanf berwarna biru lalu
bendera pun dikibarkan lagi menjadi merah putih. Sejak saat itu bentrokan antara pejuang dan pasukan Sekutu
terjadi hampir di tiap sudut kota Surabaya.
Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi
pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Pertempuran
itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris
memberi ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara
resmi rakyat Surabaya, yang diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris.
Akibatnya pada tanggal 10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan
pasukan infantri dengan senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat,
laut, maupun udara.
JELI Jendela Info
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya telah menciptakan pekik persatuan demi revolusi yaitu merdeka atau mati. Di samping itu juga merupakan titik balik bagi Belanda karena mengejutkan pihak Belanda yang tidak menyangka kekuatan RI mendapat dukungan rakyat.
Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya telah menciptakan pekik persatuan demi revolusi yaitu merdeka atau mati. Di samping itu juga merupakan titik balik bagi Belanda karena mengejutkan pihak Belanda yang tidak menyangka kekuatan RI mendapat dukungan rakyat.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo
memimpin rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio.
Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut 6.000
rakyat Surabaya gugur. Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan
internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13
Februari 1946.
2. Bandung
Lautan api
Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya
Sekutu pada bulan Oktober 1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum
Sekutu untuk mengosongkan kota Bandung. Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu
mengeluarkan ultimatum pertama isinya kota Bandung bagian Utara
selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh para pejuang.
Ultimatum tersebut tidak ditanggapi oleh para pejuang. Selanjutnya tanggal 23
Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kembali. Isinya hampir sama dengan
ultimatum yang pertama. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan
karena mendapat dua perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta
memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di
Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya para
pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para
pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan
membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan
memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung
Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar
kota.
JELI Jendela Info
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
3. Pertempuran
Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20
November sampai tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda
Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari
insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20
November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah
pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa
mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Posisi Letkol
Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa berhasil
dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Mengingat posisi yang telah
terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15 Desember
1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa menjadi
salah satu peristiwa penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.
JELI Jendela Info
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
4. Medan
Area 1 Desember 1945
Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh
NICA mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka
diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan
tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden
terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu
seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana
Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para
pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak
dihuni pasukan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang
papanpapan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota
Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA
mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal
ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing
yang mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi
diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan
Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama
Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
5. Peristiwa
Merah putih di Manado
Kabar tentang proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal
Pejuanggal 17 Agustus 1945 sampai ke Manado. Kabar itu membuat para pemuda dan
pejuang di Manado gembira. Di lain pihak, pasukan sekutu yang membara serta
NICA masuk ke Manado dan berusaha untuk membebaskan pasukan KNIL yang menjadi
tawan perang. Tetapi NICA lalu mempersenjatai para mantan pasukan KNIL itu.
Pasukan itu dijuluki “Pasukan Tangsi Putih”.
Setelah sekutu resmi menyerahkan Manado ke tangan kekuasaan NICA pada
bulan Desember 1945, NICA langsung melakukan pembersihan dengan menangkap para
pemimpin pergerakan perjuangan agar kedudukan mereka di Manado aman. Pasukan
KNIL di Manado tidak seluruh loyal pada NKRI, merekan dijuluki “Pasukan Tangsi
Hitam”.
Pasukan Tangsi Hitam bergabung dengan Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) dan
merencanakan untuk mengusir NICA dari Manado. Tetapi, rencana PPI itu tercium
oleh NICA, akhirnya para pemimpin PPI ditangkap serta seluruh peluru dan amunisi Pasukan Tangsi
Hitam disita oleh NICA., pasukan tetap punya senjata tetapi tanpa peluru dan
amunisi.
Tetapi rencan perlawan pada NICA tetap dilaksanakan. Dengan perencanaan
yang matang, serangan ke markas NICA dan Pasukan Tangsi Putih di Teling di
lancarkan. dengan bergerak di malam hari membuat formasi huruf “L”, Pasukan PPI
berhasil masuk ke markas NICA dan berhasil menguasai markas serta membebaskan
para pemimpin PPI yang ditawan NICA. para pejuang merobek bagian biru Belanda
sehingga sang merah putih berkibar di sana. Para pejuang juga berhasil
mengalahkan NICA di Tomohon dan Tondano.
Setelah kebehasilan itu, para pejuang langsung membentuk pemerintahan
sipil dengan B.W. Lapisan sebagai Residennya kabar kemenangan ini segera di
kiri ke Yogjakarta. Kabar ini juga sekaligus menipis propaganda Belanda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan RI hanya berlaku di Jawa saja, dan klaim akan mitos
Verbond Minahasa – Nederland (persahabatan Belanda-Minahasa) yang telah ada
sejak 10 Januari 1969 gugur sudah.
B.
PERJUANGAN
SECARA DEPLOMATIK
1. Perjanjian
Linggarjati
Perjanjian
Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di Linggarjati, dekat
Cirebon. Dalam Perjanjian ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan
Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn. Perjanjiantersebut
dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris. Berikut ini beberapa keputusan
Perjanjian Linggarjati.
a. Belanda
mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.
b. Republik
Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah
Republik Indonesia.
c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan
membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dalam
perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar ketentuan Perjanjian tersebut
dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
JELI Jendela Info
Meskipun isi Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia, namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
Meskipun isi Perjanjian Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia, namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
2. Perjanjian
Renvile
Dalam upaya membantu menyelesaikan sengketa antara
Indonesia dan Belanda maka DK PBB mendesak diadakannya gencatan senjata yang
terjadi 4 Agustus 1947 serta membentuk komisi
tiga Negara (KTN), Negara-negara tersebut adalah :
a) Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b) Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
c) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang berlabuh di Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda. Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van Vredenburgh, Dr.Soumokil, Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
a) Australia (tunjukan Indonesia), diwakili oleh Richard Kirby.
b) Belgia (tunjukan Belanda) diwakili oleh Paul Van Zeelan.
c) Amerika Serikat (netral), diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Atas usul KTN maka pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan Perjanjian antara Indonesia dan Belanda di atas kapal Renville milik AS yang sedang berlabuh di Jakarta.
Delegasi Indonesia terdiri atas PM. Amir syarifuddin, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Dr. Tjoa sik len, Mr. Roem, Haji Agus Salim, Mr. Nasrun dan Ir. Djuanda. Delegasi Belanda terdiri atas Abdul Kadir Widjoyoatmojo, Jhr. Van Vredenburgh, Dr.Soumokil, Pangeran Kartanegara dan Zulkarnaen.
Setelah melalui perdebatan dan permusyawaratan dari tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Juni 1948 maka diperoleh persetujuan Renville. Pokok-pokok isi persetujuan sebagai berikut:
a. Belanda
tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan
kepada RIS yang segera dibentuk.
b. RIS
mempunyai pendudukan yang sejajar dengan Negara Belanda dalam Uni
Indonesia-Belanda.
c. RI
akan merupakan Negara bagian dari RIS
d. Sebelum
RIS terbentuk, Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada
pemerintahan federal sementara.
e. Pasukan
RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI
Kerugian-kerugian yang diderita Indonesia dari perjanjian Renville adalah :
a. Indonesia
terpaksa menyetujui dibentuknya Negara Indonesia serikat melalui masa
peralihan.
b. Indonesia
kehilangan sebagian daerahnya karena garis Van Mook terpaksa harus diakui
sebagai daerah kekuasaan Belanda
c. Pihak
republik harus menarik seluruh pasukannya yang ada di daerah kekuasaan Belanda
dan dari kantong-kantong gerilya masuk daerah RI.
Akibat buruk bagi pemerintah RI dengan penandatanganan perjanjian ini adalah :
a. Wilayah
RI menjadi semakin sempit dan dikurung oleh daerah-daerah kekuasaan Belanda.
b. Timbulnya
reaksi keras dikalangan pemimpin-pemimpin RI mengakibatkan jatuhnya kabinet
Amir Syarifuddin yang dianggap telah menjual Negara kepada Belanda.
c. Perekonomian
Indonesia diblokade secara ketat oleh Belanda.
d. Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militer dari daerah-daerah gerilya, kemudian hijrah ke wilayah RI yang berdekatan.
d. Indonesia terpaksa harus menarik mundur kesatuan-kesatuan militer dari daerah-daerah gerilya, kemudian hijrah ke wilayah RI yang berdekatan.
Kabinet Amir syarifuddin jatuh dan digantikan kabinet Hatta. Amir syarifuddin yang kecewa akhirnya menjadi oposisi kabinet Hatta dan bersama Muso mengobarkan pemberontakan PKI di Madiun pada bulan September 1948, saat bangsa Indonesia sibuk menghadapi ancaman agresi militer Belanda II.
3. Perjanjian
Roem-Royen
Perjanjian ini merupakan
Perjanjian pendahuluan sebelum KMB. Salah satu kesepakatan yang dicapai adalah
Indonesia bersedia menghadiri KMB yang akan dilaksanakan di Den Haag negeri
Belanda. Untuk menghadapi KMB dilaksanakan konferensi inter Indonesia yang
bertujuan untuk mengadakan pembicaraan antara badan permusyawaratan federal
(BFO/Bijenkomst Voor Federal Overleg) dengan RI agar tercapai kesepakatan
mendasar dalam menghadapi KMB.
Komisi PBB yang menangani Indonesia digantikan UNCI. UNCI berhasil membawa Indonesia-Belanda ke meja Perjanjian pada tanggal 7 Mei 1949 yang dikenal dengan persetujuan Roem-Royen (Roem-Royen Statement) yang isinya antara lain :
a. Belanda harus pergi meninggalkan daerah Yogyakarta
b. Presiden dan wakil presiden kembali ke Yogyakarta
c. Panglima mengembalikan mandatnya kepada pemerintah Presiden Soekarno
4. Konferensi
Inter Indonesia
Bersamaan dengan di adakannya Konferensi Inter Indonesia , di Jakarta
berlangsung prtemun wakil-wakil republic Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO)
atau Badan Permusyawaratan dengan Belanda dibawah pengamatan UNCI. Pertempuran
tersebut menghasilkan penggentian permusuhan kedua belah pihak . Presiden
Soekarno sendiri pada 3 Agustus 1949 melalui radio mengeluarkan Radio untuk
menghentikan tembak-menembak. AHJ lovink, Wakil Tinggi Mahkota Kerajaan Belanda
sebagai Panglaima Tertinggi Angkatan Perang Belanda Indonesia, di hari yang
sama, memerintahkan kepada pasukan untuk meletakkan senjata. konferensi
Inter-Indonesia sendiri berlangsung di Yogjakartapada tanggal 19-22 Juli 1949,
dipimpin oleh Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta.
konferensi empat hari ini menghasilkan beberapa keputusan, yaitu:
a. Negara
Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) yang
berdasarkan demokrasi dan federalism
b. RIS
akan dipimpin oleh seorang presiden dan dibantu oleh mentri-mentri
c. RIS
akan menerima kedaulatan baik dan Republik Indonesia Maupun Kerajaan Belanda
d. Angkatan
perang semata-mata hak pemerintah RIS
e. Negara-negara
bagian tidak akan mempunyai angkatan perang sendiri
Pertemuan ke-dua konferensi Inter-Indonesia diadakan di Jakarta pada 30
Juli 1949, dan menghasilkan beberapa keputusan yaitu:
a. bendera
RIS adalah sang Merah-Putih
b. lagu
kebangsaan adalah Indonesia Raya
c. Bahasa
resmi RIS adalah Bahasa Indonesia
Wakil RI dan BFO ber hak memilih Presiden RIS. Negara bagian yang berjumlah
16 berhak mengisi keanggotaan di Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Kedua Majelis ini juga setuju untuk membentuk panitin persiapan nasional, yang
bertugas mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan pelaksanaan KMB. Selain
itu, dibicarakan soal posisi TNI yang menjadi inti dari pembentukan Angkatan
Parang Republik Indonesia Serikat
(APRIS) yang anggota-anggotanya terdiri atas bekas koninklijk Nederlands Leger
(KNIL) dan anggotanya Koninklyeke Leger (KL) akan kembali ke Belanda. Saat itu,
terjadi pembrontakan di berbagai daerah, seperti pemberontakan KNIL di Bandung,
APRA-nya Westerling, Pembeontakan Andi Aziz di Makassar, dan Pemerontakan RMS.
5. Konferensi
Meja Bundar (KMB)
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan
Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan
Permusyawaratan Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan Konferensi
Inter-Indonesia (KII) Tujuannya
untuk menyamakan langkah dan sikap sesama
bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB.
Konferensi Inter-Indonesia diadakan pada tanggal 19 - 22 Juli 1949
di Yogyakarta dan tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan
difokuskan pada pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang
cukup penting adalah akan dilakukan pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik
dan ekonomi.
Pada bidang pertahanan diputuskan:
Pada bidang pertahanan diputuskan:
a. Angkatan
Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional,
b. TNI
menjadi inti APRIS, dan
c. negara
bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi
untuk mencari penyelesaian sengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB
dilaksanakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949.
Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan
UNCI. Berikut ini para delegasi yang hadir dalam KMB:
a. Indonesia
terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo
b. BFO
dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
c. Belanda
diwakili Mr. van Maarseveen.
d. UNCI
diwakili oleh Chritchley.
JELI Jendela Info
Dalam KMB terdapat beberapa permasalahan yang sulit dipecahkan yaitu masalah Uni Indonesia- Belanda, masalah hutang, permasalahan Irian Barat, dan delegasi Indonesia menghendaki istilah pengakuan kedaulatan.
Dalam KMB terdapat beberapa permasalahan yang sulit dipecahkan yaitu masalah Uni Indonesia- Belanda, masalah hutang, permasalahan Irian Barat, dan delegasi Indonesia menghendaki istilah pengakuan kedaulatan.
Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang,
akhirnya KMB menghasilkan beberapa keputusan berikut:
a. Belanda
mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan
selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
c. Masalah
Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah
pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara
RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang
dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal
perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan
diserahkan kepada RIS.
f.
Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin
ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan
dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam
kesatuan TNI.
Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan
penandatanganan pengakuan kedaulatan secara bersamaan di Belanda dan di
Indonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress,
Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen, dan Drs. Moh. Hatta, bersama
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Sedangkan di Jakarta Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.
II.
PERJUANGAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONFLIK DALAM NEGERI
1.
Pemberontakan DI/TII diberbagai daerah.
Pada dasarnya walaupun namanya sama, antara gerakan DI/TII di satu daerah tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan gerakan DI/TII yang meletus di daerah lainnya, karena masing-masing mempunyai latar belakang dan pemimpin yang berbeda.
Pada dasarnya walaupun namanya sama, antara gerakan DI/TII di satu daerah tidak mempunyai hubungan secara langsung dengan gerakan DI/TII yang meletus di daerah lainnya, karena masing-masing mempunyai latar belakang dan pemimpin yang berbeda.
a) Gerakan DI/TII di Jawa Barat
yang dipimpin oleh SM. Kartosuwiryo mempunyai akar persoalan militer dan
politik yaitu perjanjian Renville antara RI dengan Belanda serta keinginan
mendirikan negara yang berdasarkan Islam. Pemberontakan yang berlangsung sejak
1949 baru dapat dipadamkan tahun 1962 lewat operasi Baratayuda dengan siasat
Pagar Betis.
b) Gerakan DI/TII di Jawa Tengah
baik yang meletus di daerah Tegal-Brebes-Pekalongan yang dipimpin oleh Amir
Fatah, maupun yang meletus di Kebumen yang dipimpin oleh Kyai Mahfudz Abdur
Rahman atau Kyai Somo Langu yang mendapat dukungan dari anggota batalyon 426 di
Kudus dan Magelang. Menghadapi aksi DI/TII di Jawa Tengah, pemerintah membentuk
operasi pusat yang disebut Gerakan Banteng Negara yang diantaranya adalah
operasi Merdeka Timur yang menghancurkan Gerakan DI/TII di wilayah Jawa Tengah
bagian selatan-Tengah.
c) Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan
yang dipimpin oleh Ibnu Hajar. Penyebabnya adalah menyangkut
rasionalisasi/demobilisasi tentara oleh Pemerintah di seluruh Indonesia.
Ibnu Hajar alias Haderi bin
Umar alias Angli adalah seorang mantan letnan dua TNI yang kemudian memberontak
dan menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo. Dengan pasukan
yang dinamakan Kesatuan Rakyat yang tertindas, Ibnu Hajar menyerang pos-pos
kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan pengacauan pada
bulan Oktober 1950, pemerintah masih memberikan kesempatan kepada Ibnu Hajar
untuk menghentikan petualangan secara baik-baik. Ia dan kesatuannya pernah
menyerahkan diri tetapi setelah menerima perlengkapan, Ibnu Hajar melarikan
diri dan melanjutkan pemberontakannya. Perbuatan itu dilakukan lebih dari satu
kali sehingga pemerintah memutuskan untuk mengadakan operasi. Gerakan perlawanan
baru berakhir pada bulan Juli 1963. Ibnu Hajar dan anak buahnya menyerah. Pada
tanggal 22 Maret 1965 pengadilan militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu
Hajar.
d) Gerakan DI/TII di Aceh,
gerakan ini dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh, mantan Gubernur militer DI Aceh
dan Ketua PUSA. Issu sentral yang menjadi penyebabnya adalah masalah otonomi
daerah dan perimbangan pusat dengan daerah. Sedangkan pemicunya adalah
diturunkannya status Aceh dari Daerah Istimewa (setingkat propinsi) menjadi
Karisidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Pemberontakan yang berlangsung
sejak th. 1953 dapat diakhiri th. 1962 melalui Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh
yang salah satunya adalah pemberian amnesti pada Daud Beureuh.
2. Penumpasan
pemberontakan PKI Madiun
Perjanjian Renville yang isinya sangat merugikan pihak Indonesia, telah menyebabkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin. Setelah berhenti dari kabinet Hatta, ia beralih haluan dengan bergabung pada FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang berhaluan sosialis dan menempatkan diri sebagai oposisi kabinet Hatta.
Kelompok FDR ini dalam upaya merebut kekuasaan, melakukan berbagai cara seperti penculikan dan pembunuhan terhadap lawan politik. Langkah kelompok ini semakin merajalela setelah datangnya Muso dari Sovyet, yaitu dengan terjadinya peristiwa tanggal 18 September 1948 FDR/PKI memproklamasikan berdirinya "Sovyet Republik Indonesia" di Madiun.
Perjanjian Renville yang isinya sangat merugikan pihak Indonesia, telah menyebabkan jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin. Setelah berhenti dari kabinet Hatta, ia beralih haluan dengan bergabung pada FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang berhaluan sosialis dan menempatkan diri sebagai oposisi kabinet Hatta.
Kelompok FDR ini dalam upaya merebut kekuasaan, melakukan berbagai cara seperti penculikan dan pembunuhan terhadap lawan politik. Langkah kelompok ini semakin merajalela setelah datangnya Muso dari Sovyet, yaitu dengan terjadinya peristiwa tanggal 18 September 1948 FDR/PKI memproklamasikan berdirinya "Sovyet Republik Indonesia" di Madiun.
Pecahnya pemberontakan ini
ditindaklanjuti pemerintah dengan mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai
Gubernur militer daerah Surakarta, Pati dan Madiun, serta Kolonel Sungkono
sebagai Panglima Divisi Jawa Timur untuk melaksanakan operasi militer. Dengan
dukungan oleh rakyat, tanggal 30 September 1948 pemberontakan PKI Madiun bisa
dipatahkan, Muso mati tertembak sedangkan Amir Syarifudin dihukum mati.
3. Pemberontakan
Andi Azis di Sulawesi Selatan (Makassar)
Kapten Andy Azis adalah bekas
perwira KNIL yang telah diterima dalam APRIS dan bertugas di Sulawesi Selatan.
Pemberontakan Andy Azis terkait dengan rencana pemerintah RIS mendatangkan 1
Bataliyon APRIS ke Sulawesi Selatan yang saat itu tidak aman karena sering
dilanda demonstrasi baik oleh yang pro maupun yang anti negara federal. Rencana
itu ditentang oleh Andy Azis yang bermuara pada pemberontakan Andy Azis bulan
April 1950.
4. RMS
(Rep. Maluku Selatan)
sejak bulan April 1950 yang
dipelopori oleh Mr. DR. Ch. R.S. Soumokil (mantan jaksa agung NIT). Menghadapi
gerakan RMS yang merupakan gerakan separatis, pemerintah berusaha
menyelesaikannya secara damai dengan mengirim misi Dr. Leimena. Karena gagal
maka pemerintah menghadapinya dengan kekerasan senjata melalui ekspedisi
militer yang dipimpin oleh Kol. Alex Kawilarang.
5. APRA
di Bandung maupun Sulawesi Selatan
yang dipimpin oleh Kapten Reymond
Westerling pada bulan Januari 1950. Penyebabnya adalah karena tuntutan
Westerling agar APRA (eks KNIL) yang di Jawa Barat dijadikan tentara Negara
Jawa Barat serta penolakan pembubaran Negara Jawa Barat, ditolak oleh
Pemerintah RIS.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Setelah kemerdekaan, Belanda hadir kembali di
Indonesia dan berupaya menanjapkan lagi kekuasaannya. Oleh karena itu, timbulah
konflik berkepanjangan antara Indonesia dengan Belanda yang mempengaruhi
keberadaan Bangsa Indonesia yang baru berdiri. Beberapa factor yang menyebabkan
terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda diantaranya :
i.
Sekutu dan NICA melakukan
provokasi dan terror terhadap bangsa Indonesia.
ii.
Timbulnya semangat
antikolonialisme di kalangan rakyat Indonesia
iii.
Belanda melancarkan
agresi militer terhadap wilayah tutorial Republik Indonesia
Dalam kondisi seperti itu, beruntung dunia
internasional ikut berperan menyelesaikan pertikaian di antara keduanya. Di
samping itu, sifat nasionalisme yang dimiliki Bangsa Indonesia dalam setiap
perjuangan baik secara fisik maupun diplomatic. Di beberapa daerah dengan gagah
berani masyarakat menghalau penjajah yang ingin berkuasa di bumi Indonesia. Rakyat
Indonesia dengan penuh semangat dan rasa nasionalisme tinggi menantang segala
bentuk penjajahan. Mereka mempertahankan kemerdekaan yang telah dicapai dengan
mengorbankan jiwa dan raga. Hal ini menjadi
tonggak kekuatan Indonesia hingga digelarnya Konferensi Meja Bundar. Dalam konferensi
ini Belanda akan mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) pada
akhir Desember 1949.
Pada tanggal 27 Desember 1949, dilakukan upacara
penandatanganan naskah Pengakuan kedaulatan RIS di ruang tahta kerajaan
Belanda. Upacara ini dihadiri oleh wakil-wakil dari Belanda - Indonesia dan bersama-sama menandatangani penyerahan
kekuasaan. Peristiwa ini merupakan akhir dari perjuangan Republik Indonesia
untuk meningkatkan kemerdekaan dan menjadi
kemerdekaan DE JURE Negara RIS.
DAFTAR
PUSTAKA
http://fitria97.wordpress.com/tugas-tugas/ips/22-2/
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/
http://historimaos.blogspot.com/2010/10/lks-bab
3.htmlhttps://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/contact
file:///G:/Tugas%20Sekolah/KELAS%209/Sejarah/Internet/Pertempuran%20Melawan%20Sekutu%20di%20Berbagai%20Daerah%20-%20Bimbie.com.htm
http://perjuangankemerdekaanindonesia.blogspot.com/
http://historimaos.blogspot.com/2010/10/lks-bab
3.htmlhttps://sites.google.com/site/redaksisejarahindonesia/contact
file:///G:/Tugas%20Sekolah/KELAS%209/Sejarah/Internet/Pertempuran%20Melawan%20Sekutu%20di%20Berbagai%20Daerah%20-%20Bimbie.com.htm
kami tulungagung juga ini tapi kuliah di pare masih. kalau boleh tau kmu tulungagung nya di mna
ReplyDeletemantap gan.. saya copas buat tugas nih heheh :)
ReplyDeleteAKMJ gan
ReplyDelete